Banyak cerita soal
bapak, tetapi cerita dari ibu saat berangkat haji tahun 2008, selalu saya
ingat.
Suatu saat di
Mekkah, ibu kehilangan bapak. Ibu panik, sebab ini pertama kali bapak ke luar
negeri. Ibu mengira bapak tersesat.
Setelah beberapa jam
hilang, bapak ditemukan di sekitar Masjidil Haram. Bapak bilang waktu itu,
"Saya pergi haji untuk ibadah. Maka saya lupakan anak-istri." Begitu
kira-kira ucapan bapak.
Orang bilang, bapak
orangnya ikhlas. Tanpa pamrih. Lurus saja. Tak heran, banyak orang melayatnya,
saat meninggal Juni 2010.
Saat itu hujan
deras. Hujan mendadak berhenti, saat peti jenazah bapak diangkat menuju
pemakaman.
Saya menyaksikan
itu, dan saya tidak heran. Saya percaya apa kata orang, "Bapakmu itu
orangnya ikhlas." Hujan berhenti itu hanya sambutan alam.
Tanah memang basah
saat jenazah bapak masuk makam. Saya tidak bersedih saat itu. Saya percaya
bapak punya tempat sendiri di alam berbeda. Dan bapak sudah pulang.
Setelah beberapa
saat, baru saya rindu kehilangan. Berasa ada, saat tidak ada. Selamat hari
bapak.