tag:blogger.com,1999:blog-58462522024-02-08T08:08:50.749+07:00kometsanUnknownnoreply@blogger.comBlogger151125tag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-20494313158968250812017-01-08T15:59:00.000+07:002017-01-08T15:59:25.171+07:00PelesiranBelakangan ini, kami sering pelesiran. Dulu, sebelum kami punya mobil, kegiatan pelesir kami sangat terbatas. Alhamdulillah, sejak ada mobil, kami semakin sering pelesir, meski harus kompromi, antara jadwal kerja saya, istri dan jadwal libur anak-anak.
Di Sabtu atau Minggu, kadang saya harus bekerja. Sementara, anak-anak kadang ikut kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Jadi, waktu sehari libur Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-34039338843004313952016-09-09T19:46:00.000+07:002016-09-09T19:46:10.084+07:00Seribu TahunMenjelang maghrib, muazin di masjid menyenandungkan lagu lama. "Walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang, apa gunanya."
Saya sering mendengar lagu tersebut, di televisi atau di bus kota saat hari Jumat. Menurut saya, pengamen bus kota juga tahu positioning. Saat hari Jumat, mereka menyanyikan lagu religius. Orang pun memberi uang, karena lagu religius dirasa cocok untuk hari Jumat. Dan Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-5743792019344479602016-07-19T13:42:00.001+07:002016-07-19T14:14:28.128+07:00NongkrongHaedar, anak saya kedua, pagi ini pamit membeli bubur ayam di danau, di kompleks perumahan saya. Jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. Membawa uang Rp 10 ribu, dia mengayuh sepeda merahnya. Sendiri.
Haedar belum masuk sekolah hari ini. Sekolah menambah libur satu hari, karena ada program buat siswa baru, yang masuk sejak Senin kemarin. Jadi, Haedar dan kakaknya, Haekal, baru masuk Kamis lusa.
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-10791403654483700962016-06-14T03:11:00.003+07:002016-06-14T03:12:55.816+07:00CibalungHaedar, anak saya kedua, menangis, karena Eyang Putrinya batal datang ke Bogor. Padahal, sejak lebaran lalu, dia sudah cerita ke tetangga dan teman-teman, Eyangnya dari Sragen akan menginap di rumah.
Haedar bahkan sudah membuat rencana, mengajak Eyang dan rombongan jalan-jalan di daerah Bogor.
Karena acara batal, saya harus menyiapkan rencana piknik. Jadilah kami camping di Cibalung, Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-58353737951632062232016-06-14T01:28:00.002+07:002016-06-14T01:30:56.761+07:00Mimpi
Saat awal puasa, saya menelpon ibu. Ketika itu sahur pertama.
Ibu bercerita tentang mimpi bertemu bapak. Kata ibu, bapak memeluk ibu erat di sebuah rumah besar. "Rumahnya besar dan bersih," ibu bilang.
Saya membayangkan wajah ibu bercerita dipeluk bapak. Seingat saya, saya jarang menemukan mereka berdua beradegan romantis. Mereka orangtua, yang lahir tahun 1930-an dan 1940-an. Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-22183448707675671312016-06-14T01:00:00.001+07:002016-06-14T01:00:04.062+07:00WaktuSaya baru saja bergabung dengan grup alumni SMA. Kalau dipikir, sudah 22 tahun saya berpisah dengan teman-teman SMA. Saat bergabung dengan mereka, saya merasa, waktu 22 tahun itu ternyata cepat. Meski ada beberapa kenangan hilang, beberapa cerita masih nyantol di kepala. Tapi, ya itu tadi, waktu 22 tahun terasa cepat berlalu.
Saya mulai berpikir. Ponakan saya yang paling besar sudah menikah, danUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-5016622219332823942016-04-06T15:09:00.001+07:002016-06-14T00:50:36.561+07:00Cerita Pagi
Kemarin malam, saya pulang malam, dan menemukan secarik kertas menempel di dinding. Anak saya kedua, Haedar, menulis surat untuk saya. Dia memberitahu, sepedanya rusak. Standar sepedanya masuk roda, sehingga roda macet, tidak bisa jalan.
Istri saya bilang, surat itu sudah ada sejak kemarin. Saya ingat, dua hari sebelumnya saya ke kantor naik sepeda. Saat pulang, saya kehujanan. Sampai rumah,Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-84647632889918126322015-11-12T19:51:00.000+07:002015-11-12T19:52:53.113+07:00Bapak
Banyak cerita soal
bapak, tetapi cerita dari ibu saat berangkat haji tahun 2008, selalu saya
ingat.
Suatu saat di
Mekkah, ibu kehilangan bapak. Ibu panik, sebab ini pertama kali bapak ke luar
negeri. Ibu mengira bapak tersesat.
Setelah beberapa jam
hilang, bapak ditemukan di sekitar Masjidil Haram. Bapak bilang waktu itu,
"Saya pergi haji untuk ibadah. Maka saya lupakan anak-istri." Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-83605444565171338172015-11-09T23:00:00.000+07:002015-11-09T23:00:05.493+07:00Teka-tekiAnak saya yang kedua, Haedar, memang usil. Dia suka menyembunyikan sandal kakaknya--Haekal, atau apalah, ada saja yang dia lakukan.
Suatu ketika, Haedar iseng. Kami sedang salat di sebuah mal di Bogor. Dia menaruh sandal di loker berkunci. Saya anggap ini biasa saja.
Usai salat, dia hanya mengambil sandal saya dan sandal dia sendiri. Sandal kakaknya dia taruh di sebuah loker yang saya tidak Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-87239749329417160152015-10-19T05:01:00.001+07:002015-10-19T05:01:09.415+07:00Pesan Angus Deaton Juga Pas untuk IndonesiaKompas Cetak | 19 Oktober 2015
Memberi penghargaan kepada mereka yang beberapa tahun sebelumnya telah memberi kontribusi besar pada aspek kemanusiaan. Demikian wasiat si penemu dinamit Alfred Bernhard Nobel yang wafat tahun 1896 tentang tujuan penggunaan kekayaannya.
Angus Deaton, ekonom pemegang dua kewarganegaraan, Inggris dan Amerika Serikat, tiba pada konferensi pers di Princeton Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-47051667630767668382015-10-19T04:40:00.000+07:002015-10-19T04:40:04.086+07:00Rusia, AS, dan SuriahKompas Cetak | 19 Oktober 2015 | Halaman Opini
Sungguh malang nasib yang menimpa Suriah. Ibarat kata, negeri itu sudah jatuh tertimpa tangga; menjadi ajang pertarungan kekuatan besar.
Sulit untuk tidak mengatakan bahwa Suriah telah menjadi mandala proxy war, perang proksi, tidak hanya antara Rusia dan AS, tetapi juga antara Turki dan Kurdi, antara Arab Saudi dan Iran. Apa yang terjadi di SuriahUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-31800536598673430332015-08-28T02:01:00.001+07:002016-06-14T01:32:31.173+07:00Jaga Kandang
Sejak pindah ke kantor baru, tidak bisa ke lapangan. Deskripsi tugas saya memang melarang saya ke lapangan, karena ada tanggung jawab yang harus diemban di belakang meja. Padahal kangen juga liputan di lapangan. Jalan-jalan, tepatnya.
Tapi, ya begini namanya tugas. Ada yang harus dikesampingkan demi tanggung jawab baru. Semoga ada kesempatan jalan-jalan lagi.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-13372670191193475602015-02-10T14:24:00.001+07:002015-02-10T14:24:20.782+07:00MutasiHoke. Sekarang, saya pindah ke CNN Indonesia. Sistem berbeda dan pola kerja yang berbeda. Namun, tetap Indonesia. Mungkin, tidak ada lagi cerita hantu dan cenayang. Tapi, siapa tahu ada cerita soal itu suatu saat. So, welcome.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-25844706285725443512014-11-03T08:53:00.001+07:002015-02-10T14:24:59.440+07:00Malu
Saya nemu hadis yang bagus. Soal malu dan kesabaran.
Rasulullah SAW bersabda : "Malu itu adalah aksesoris yang indah, takwa adalah kemuliaan, dan sebaik-baik kendaraan adalah sabar, sedangkan menunggu jalan keluar dari Allah SWT adalah ibadah."
(HR. Hakim dan Tirmidzi)
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-76893151658830766652014-09-30T20:34:00.001+07:002014-09-30T20:34:25.510+07:00Musim HajiSaat musim haji seperti ini, saya sering ingat bapak saat pergi haji. Bapak pergi haji bersama ibu pada tahun 2008. Mereka menyisihkan gaji, juga uang pensiun untuk berangkat haji. Anak-anak ikut patungan untuk menambah kekurangan. Alhamdulillah, mereka bisa berangkat haji.
Bapak orang lugu. Hidupnya lurus-lurus saja. Karena itu, tidak ada niat lain baginya pergi haji, selain ibadah.
Suatu Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-91770934187868592512014-09-19T16:29:00.001+07:002015-11-12T22:17:16.260+07:00Edinburgh
Di Edinburgh, Skotlandia, ada patung David Hume, seorang filosof kondang, putra daerah. Ada mitos, siapa megang jempol patung ini, dia bisa lolos ujian. Banyak orang Asia yang belajar di Edinburgh, percaya mitos ini.
Seperti yang saya lihat April lalu. Seorang remaja bermata sipit, terlihat khusyuk memegang jempol patung Pak David. Tak heran, ujung jempol patung ini sedikit mengelupas Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-72265774550747578592014-04-18T02:48:00.001+07:002014-04-18T02:59:13.319+07:00Akhirnya, DenmarkSetelah sepuluh hari di Islandia, akhirnya saya pergi ke Denmark. Hal pertama yang saya lihat di Denmark, tapi tidak saya temukan di Islandia adalah: saya bisa menemukan orang berjilbab di jalanan.
Di Islandia, susah menemukan orang berjilbab. Waktu teman saya yang berjilbab berjalan di kota Reykjavik-ibukota Islandia, banyak orang memandang aneh. Sementara, di Denmark-meski masih banyak cerita Unknownnoreply@blogger.comAmager Vest, Amager Vest55.640804 12.583619tag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-27332109726369721592014-04-12T17:39:00.001+07:002014-04-18T03:01:44.974+07:00Kartu KreditHal yang saya pelajari di Islandia, orang jarang menggunakan uang tunai. Orang lebih sering menggunakan kartu kredit. Karena itu, warung-warung, restoran dan toko souvenir menyediakan pemindai kartu kredit. Hal ini juga saya temui di Inggris dan Skotlandia.
Ada sebuah joke di Islandia. Suatu ketika, ada pemilik warung disodori uang palsu oleh seorang pembeli. Karena tidak pernah memegang uang, Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-11354219039541868932014-04-11T16:36:00.001+07:002014-04-11T17:07:55.311+07:00Islandia
Mendengar nama Islandia, saya membayangkan tempat paling dingin sedunia. Namanya saja Iceland, tanah es. Tapi, saat pertama kali mendarat dan keluar dari Bandara Keflavik, kami melulu melihat bebatuan gunung. Tanpa pohon. Hampir.
Memang, saat di pesawat IcelandAir, ada satu majalah tentang Islandia. Majalah itu menulis, pohon jarang ada di Islandia. Karena itu, angin akan berhembus sangat Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-11005334418458564062014-04-04T00:40:00.001+07:002014-04-04T00:40:17.335+07:00Gaib di InggrisJauh-jauh pergi liputan ke Inggris, ternyata tidak bisa pergi dari hal-hal gaib.
Ceritanya, saya sedang napak tilas perjalanan Abdullah Quilliam, orang asli Inggris yang masuk Islam di jamannya. Bernama asli William Henry Quilliam, dia lahir di Liverpool, Inggris, pada 10 April 1856.
Quilliam termasuk keluarga terpandang di masanya. Dia punya pendidikan tinggi, dan menjadi pengacara. Tapi jalanUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-54477089831794770192014-03-23T13:49:00.001+07:002014-03-23T13:59:59.152+07:00Makanan Halal di London
Hal yang sedikit merepotkan di London, adalah mencari makanan halal. Di negara mayoritas non muslim seperti ini, daging babi dan alkohol menjadi hal biasa. Coba jalan-jalan ke London, daging babi bertebaran di mana-mana.
Untung, ada beberapa kenalan yang menunjukkan tempat-tempat makanan halal. Salah satunya, masakan orang muslim Indonesia sendiri.
Di London, saya menemukannya di Cina Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-71006067554526662482014-03-21T03:37:00.001+07:002015-11-12T22:38:15.740+07:00Makam Orang Jawa di Brookwood
Hari ini saya berkunjung ke kompleks pemakaman Brookwood, Woking, Surrey, United Kingdom. Sebenarnya saya mencari makam Muhammad Marmaduke Pickthall. Dia tokoh muslim Inggris, yang dikenal sebagai penerjemah Al Quran pertama ke Bahasa Inggris.
Pemakaman Brookwood sendiri merupakan pemakaman luas di luar kota London. Komplek ini berada sekitar 45 kilometer di Barat Daya kota London. PemakamanUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-65950702096140272372014-03-20T11:21:00.001+07:002014-03-24T05:27:30.017+07:00Dinginnya London
London dingin sekali. Sejak pertama datang, saya menggigil kedinginan. Suhu hanya sekitar 11-15°C. Seperti di gunung. Tapi, bagi teman-teman di London, suhu seperti itu termasuk hangat. "Ini enak, tidak terlalu dingin," kata Dono Widiatmoko, orang Indonesia yang menemani saya liputan di London.
Mas Dono, seorang dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat di sebuah universitas di Middlesbrough. Dia Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-65889039494137301582014-03-18T14:32:00.001+07:002015-11-12T22:22:38.839+07:00Menuju London
London, ternyata jauh sekali. Saya menghabiskan waktu sekitar 12 jam penerbangan dari Bangkok. Sebelumnya, saya harus menunggu sekitar enam jam di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Itu belum perjalanan Jakarta-Bangkok, sekitar tiga jam, plus tiga jam perjalanan Bogor-Jakarta via taksi, yang menghabiskan ongkos Rp 300 ribu.
Saat menulis ini, saya sedang berada di atas kawasan Rusia. Masih ada Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5846252.post-4695924431700280612014-03-18T14:27:00.001+07:002014-03-20T04:51:29.406+07:00Minoritas Sesaat
Di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, saya sempat merasakan susahnya jadi minoritas. Mayoritas orang Thailand beragama Budha, jadi tempat salat minim. Dan mereka, mungkin tidak terbiasa mendengar orang bertanya letak tempat salat.
Menjelang maghrib waktu Bangkok, saya susah mencari musala. Setiap orang yang saya tanya, beragam jawabannya. Sementara, bandara Bangkok ini luasnya bukan Unknownnoreply@blogger.com